1.
Pengertian
penelitian
Penelitian atau riset berasal dari
bahasa inggris research yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan
tujuan meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau
kelompok penyelidikan. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses
yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Adapun pengertian penelitian menurut para ahli
adalah :
1. Fellin, Tripodi &
Meyer (1996) => Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di
sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
2. Kerlinger (1986: 17-18)
=>Penelitian adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris
dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu
antarfenomena.
3. Indriantoro & Supomo
(1999: 16) => Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk
mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam.
4. David H. Penny =>Penelitian
adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
5. J. Suprapto =>Penelitian
adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta
sistematis.
6. Sutrisno Hadi =>Penelitian
merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.
7. Mohammad Ali =>Penelitian
adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha
mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan
secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
8. Tuckman =>Penelitian
merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah (a systematic attempt to provide answer to question).
Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban
ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik
yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya
yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi,
teknik dan metode.
9. Hilway (1956) =>Penelitian
merupakan suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut.
10. Woody (1927) =>Penelitian
merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah
pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi
dan redefinisi terhadap masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara,
membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati
atas semua kesimpulan untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis.
11. Parson (1946) =>Penelitian
merupakan pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap
masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
12. Nazir (1988) =>Penelitian
adalah percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
13. Sutrisno Hadi (1987:3)
=>Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah.
14. Emzir (2007:3) =>Penelitian
adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang
dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
15. Hamidi (2007:6) =>Penelitian
merupakan aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang ingin
dicapai, baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
16. Parson (1946) =>Penelitian
adalah pencarian terhadap seseuatu (inquiry) secara sistematis
dengan penekanan bahwa pencarian ini dulakukan terhadap masalah yang dapat
dipecahkan.
17. John (1949) =>Penelitian
adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
18. Dewey (1936) =>Penelitian
adalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari suatu situasi yang
dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti
mengubah unsure dari situasi orisinal menjadi keseluruhan yang terpadu.
19. Soerjano Soekanto =>Penelitian
adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang
dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.
20. Arti Kata =>Penelitian
merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yg
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
21. Depdiknas RI =>Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.
21. Depdiknas RI =>Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah. Para pakar mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan
penelitian atau penyelidikan terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari
kebenaran melalui pendekatan ilmiah.
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental,
interaktif atau non interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan
secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur
yang baku.
Penelitiaan merupakan upaya untuk
mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya
dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima
langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1)
mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan
replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5)
menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui
pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan
atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986)
mengemukakan, penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau
jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention.
Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery.
Sukardi (2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan
memang sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai
penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya
hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian
diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis
dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial,
ekonomi, dan pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian
yang memiliki dasar positivis, antara lain sebagai berikut:
a.
Menekankan
objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
b.
Menginterpretasi
variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka.
c.
Memisahkan
antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti.
d.
Menekankan
penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban permasalahan yang hendak diteliti.
Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut:
Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan
analisis informas (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang
fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita. Mirip dengan pengertian
di atas, Dane (1990: 4) menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian
merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab
pertanyaan tentang fakta dunia.
Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut, menurut Leedy
(1997: 5): Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara
sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan,
penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu
fenomena.
Proses tersebut, yang sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai
delapan macam karakteristik:
1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau
permasalahan.
2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang
tujuan.
3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
4) Penelitian
biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.
5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan,
atau hipotesis penelitian yang spesifik.
6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.
7) Penelitian
memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi
permasalahan yang mengawali penelitian.
8) Penelitian
adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau lebih tepatnya, helikal—seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
2.
Macam
Tujuan Penelitian
Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan
pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan
penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian
lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan
demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk
satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang
dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:
a.
Eksplorasi
Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tuga macam maksud,
yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami,
(b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam
nantinya, dan
(c)
mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan,
maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini
umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness)—menurut
Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti “pembukaan
jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan penelitian
yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik pintu yang
telah terbuka” tadi.
b.
Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian
fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain.
c.
Prediksi
Penelitian prediksi berupaya
mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi
(menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain
(Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa
baru, kita gunakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut,
mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi
hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
d.
Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat
diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk
menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak,
atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang
saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan
menjelaskan, misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan
lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanyadijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di
kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat)
hal tersebut terjadi.
e.
Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu
tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan
bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan
dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi.
Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin
dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen
penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara
luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu,ada
satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi
terhadap fenomena di atas.
3.
Fungsi
Penelitian
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan
jawababn terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan
yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Pemecahan dan jawaban terhadap
permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana hanya dalam
penelitian dasar (basic research) dan dapat spesifik seperti biasanya ditemui
pada penelitian terapan (applied research).
1.
Mendiskripsikan, memberikan, data atau
informasi.
Penelitian
dengan tugas mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi, maupun
gejala-gejala yang terjadi disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan
penanggulangan.gejala dan peristiwa yang terjadi itu ada yang besar dan ada
pula yang kecil tetapi, kalau dilihat dari segi perkembangan untuk masa datang
perlu mendapat perhatian segera.
2.
Menerangkan data atau kondisi atau latar
belakang terjadinya suatu peristiwa atau fenomena.
Penelitian
dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang menekankan
pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan tugas menerangkan
peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari hubungan suatu
dengan hubungan yang lain.
3.
Menyusun teori,
Penyusunan
teori baru memakan waktu yang cukup panjang karena akan menyangkut pembakua
dalam berbagai instrumen, prosedur maupun populasi dan sampel.
4.
Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi
suatu peristiwa yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui
dan dikumpulkan,
5.
informasi yang didapat akan sangat berarti
dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa
berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa
kejadian atau situasi masa yag akan datang.
6.
Mengendalikan peristiwa maupun
gejala-gejala yang terjadi.
Melalui
penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejala-gejala. Merancang
sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu.
Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah membuat tindakan pengendalian pada
variabel lain yang mungkin mempengaruhi peristiwa itu.
4.
Sumber-sumber ilmu pengetahuan
Beberapa sumber
ilmu pengetahuan yang tersedia sebagai hasil penelitian ilmiah terhadap
masalah-masalah pendidikan.
Sumber
sumber pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ), yaitu:
(1) Pengalaman,
(2) Otoritas,
(3) Cara berpikir deduktif,
(4) Cara berpikir induktif dan
(5) Pendekatan ilmiah.
Untuk lebih jelasnya berikut ini, secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Melalui pegalaman.
Sebagaimana biasa
kita dengar orang mengatakan ”guru yang paling baik adalah pengalaman”. Orang
dapat belajar dari pengalamannya karena mereka melakukan, mengalami dan
menghadapi masalah hidup.
Sejumlah pengalaman
tersebut dapat dikembangkan manusia dalam berbagai aktivitas atau usaha untuk
dimanfaatkan dalam kehidupannya. Misalnya, seorang petani bekerja langsung
sebagai petani dan menjadi petani tanpa sekolah. Seorang anak pandai berdagang
karena sejak kecil, disamping sekolah sudah diajak untuk melayani bapaknya
berjualan di pasar atau di rumahnya.
Setelah belajar,
mereka mempunyai keahlian khusus dalam berjual beli dan bahkan mengembangkannya
menjadi pedagang yang besar. Cara orang belajar dari pengalaman sendiri sering
tersebut trial and error atau coba dan salah dan mencobanya lagi.
Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau
jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam
hidupnya.
Cara lain seorang
belajar melalui pengalaman untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah
menggunakan modal tradisi atau cara tradisi yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai contoh, misalnya anggota atau kelompok masyarakat menurut pandangan
orang tua pada suku tertentu, suatu “tradisi” turun temurun tidak boleh dilanggar.
Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu dicegah karena sudah menjadi tradisi
lama bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu yang diyakini bahkan
dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya melakukan pekerjaan yang disebutnya
sebagai bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda.
b. Melalui metode otoritas.
Metode ini digunakan
untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan
secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang
lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang
keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yang
mempunyai pengalaman dalam bidangnya. Orang yang mempunyai otoritas ini dapat
diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang dibidangnya, orang yang
mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat dengan permasalahan dan
buku literatur dan termasuk pula hasil penelitian para pendahulunya. Menguasai
ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas lebih efektif dan dapat dilaksanakan,
jika di sekitar orang tersebut ada lembaga atau orang yang termasuk dalam
kriteria berwenang.
c. Melalui metode deduktif.
Dalam mengembangkan
dan menguasai ilmu pengetahuan, alasan logika, merupakan cara yang paling lama
digunakan oleh para ilmuan sejak zaman Yunani dan Mesir kuno. Dengan
menggunakan alasan logika yang sudah mendekati ilmiah mereka dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian maju dan dapat digunakan sebagai
kajian pustaka sampai sekarang. Mereka melakukan alasan logis untuk membangun
suatu dalil, preposisi, hukum, dan teori baru.
Deduktif pada
prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan
yang berawal dari alasan umum menuju kearah yang lebih spesifik. Logika
deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasikan fakta dan mencapai
suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika. Contoh: setiap binatang
menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu sebagai
kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
d. Melalui metode induktif.
Cara ini merupakan
proses berpikir yang diawali dari fakta pendukung yang spesifik, menuju pada
arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan. Contohnya ialah: Ayam
hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai
hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati.
Didalam logika induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan
mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna
ayam dan semuanya mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk terakhir yang
berupa generalisasi dan pengamatan banyak ayam tersebut.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah.
Merupakan metode untuk menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika
dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas.
Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun professional untuk selalu
menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun kesempatan. Metode
ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika
deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan langkah penting sebagai
strategi ilmiah.
5.
Metode ilmiah dan Non Ilmiah
1)
Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu pengejaran (persuit)
dari ideal ilmu itu. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran
yang diatur oleh pertimbangan- pertimbangan logis. Idealnya sebuah ilmu adalah
untuk memperoleh interalasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode
ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta- fakta dengan
menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian
ilmiah dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang sangat dekat sekali. Dengan
adanya metode ilmiah, pernyataan- pernyataan dalam mencari dalil umum akan
mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah
benar,dan sebagainya.
Menurut Almack (1939),1)(Sumber:
J.C Almack, Resarch and Thesis Writing, hongton Mifflin Co., Boston, 1930.) metode
ilmiah adalah caa menerapkan prinsip- prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Sedangakan ostle (1975),2)(Sumber:
B. Ostle, Statistics in Research, 3rd ed. The iowa State Univ.
Press, Iowa, 1975.) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengajaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi.
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai
kriteria serta langkah langkah tertentu dalam bekerja, seperti tertera dalam
skema 3.1 di bawah ini.
Skema 3.1 Kriteria
dan Langkah-langkah Metode Ilmiah
Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian
disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai
berikut:
a. Berdasarkan
fakta
Keterangan-keterangan
yag ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkanfakta-fakta yang nyata.
b. Bebas
dari Prasangka
Metode
ilmiah harus mempunyai sifat bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan
bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
c. Menggunakan
prinsip analisa
Semua
masalah haruslah dicari sebab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa
yang logis.
d. Menggunakan
Hipotesa
Hipotesa
harus ada untuk mengumpulkan persoalan serta memadu jalan fikiran ke arah
tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai
sasaran dengan tepat.
e. Menggunakan
ukuran objektif
Kerja
penelitian dan analisa harus dinyatakan denganukuran yang objektif. Ukuran
tidak boleh dengan merasa-rasa atau hati nurani.
Pertimbanga
pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang
waras.
f. Menggunakan
teknik kuantitatif
Ukuran
data yang lazim digunakan untuk ukuran kuantitatif adalah ton, mm per detik,
ohm, kilogram dll.
2)
Metode Non Ilmiah
Dalam
metode ilmiah ini ada beberapa bentuk yang dapat digunakan, yaitu :
a. Akal
sehat (common sense)
Akal
sehat merupakan salah satu cara menerima dan memferifikasi pengetahuan pada
umumnya. Menurut conant seperti dikutip oleh Kerlinger (1973,3) menyatakan
bahwa akal sehat merupakan: serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi
kemanusiaan.
b. Pendapat
otoritas (authory)
Ada
empat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan seseorang mempunyai
otoritas ilmiah, yaitu:
Pertama:
induvidu itu dikenal sebagai anggota dari provesi tertentu dalam kewenangan
yang dipersoalkan.
Kedua:
individu yang dimaksud dapat diidentifikasi dengan jelas
Ketiga:
yang menilai otoritas itu adalah kehidupan dalam masyarakat atau selama kehidupan
Keempat:
otoritas itu tidak bias artinya dalam keadaan yang bagaimanapun, rasional atau
pemikiran yang diberikan sesuai denganyang sebenarnya.
c. Intuisi
(intuitition)
Cara
ini biasa digunakan dan dilakukan seseorang dalam memecahkan suatu kesulitan.
d. Penemuan
kebetulan dan coba-coba ( trials dan errors)
Dalam
pelaksanaannya, seseorang yang menggunakan cara ini tidak menggunakan
langkah-langkah tertentu yang harus ditempuh secara teratur
Sumber
Lyana Sikumbang, https://www.academia.edu/4062205/Pengertian_penelitian
Daftar pustaka
Yusuf,muri. 2007.
Metodologi Penelitian. Padang: UNP press
Nazir,M.(2005).
Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Furchan
arif. 2005. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Jakarta: Pustaka pelajar